Menjadi
Guru adalah profesi mulia, sebagaimana mulianya kedudukan ilmu dan para pencari
ilmu dalam pandangan Islam. Banyak argument dalil mengenai kedudukan yang mulia
bagi orang yang berilmu. Are you ready?..
Pertama, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di
akhirat dan di dunia. Di akhirat, Allah akan meninggikan derajat orang yang
berilmu beberapa derajat berbanding lurus dengan amal dan dkawah yang mereka
lakukan. Sedangkan di dunia, Allah meninggikan orang yang berilmu dari
hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan amalan yang dia lakukan. Allah
Ta’ala berfirman :
“Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa
derajat.” Q.S Al-Mujadalah: 11
Kedua, ilmu adalah warisan para Nabi. Nabi
shallallau’alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambilnya, mak dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi).
Ketiga, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh
kebaikan. Rosulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki
mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memhamkan dia tentang agama’ (HR.
Bukhari dan Muslim)
Keempat, menuntut ilmu atau mempunyai ilmu dan kemudian
disebarkan adalah investasi tiada merugi. Coba perhatikan sabda Rosulullah saw:
“Apabila anak Adam meninggal, maka
terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu ilmu yang bermanfaat...” (HR Muslim).
Kelima, menuntut ilmu sebagai kewajiban. Rosulullah saw
menyampaikan hadist: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”
Well, sebagai bentuk penghormatan
terhadap ilmu maka kita harus hormati guru kita, karena beliaulah kita
mendapatkan ilmu dan kemuliaan tersebut. Meskipun sekali lagi, ada oknum guru
yang berbuat keburukan mencoreng profesi mulia sebagai guru, yang kita baca dan
saksikan beritanya di media, bukan menafikan kasus-kasus tersebut, kita tetap
muliakan para guru kita.
Sebagai bentuk ‘colekan’, buat murid
dan juga guru, imam syafi’i pernah menyampaikan “sesungguhnya kehidupan pemuda
itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa),
karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam
kehidupan)”
Profesi
yang Tertukar...
Sadar ngga sih tugas mulia sebagai
seoarng guru telah tertukar? Kalo kata pepetah jawa mengatakan guru itu akronim
dari ‘yang digugu dan ditiru’. Nah jujur aja seorang guru yang digugu dan
ditiru itu sudah tergantikan perannya oleh yang tiap hari hadir dalam kehidupan
kita memberi contoh gimana cara bicara, jalan, makan, bergaul, bahkan cara
tidur pun kita ajari. Yaa, melalui kotak ajaib di rumah kita, maupun benda
mungil yang dalam genggaman, kita bisa
mencontek habis perilaku artis-artis pujaan. Jadi artis atau selebritis telah
menjadi guru bagi remaja-remaja kita.
Nggak berlebihan dong kalo kita
bilang profesi guru tergantikan oleh para artis? Karena dari mereka, remaja
kita juga banyak belajar apa saja yang terkait kehidupan, mulai dari bangun tidur
sampai tidur lagi. Namun sayang sejuta sayang, apa yang ditampilkan oleh
artis-artis kita bertolak belakang dengan apa yang telah diajarkan oleh
guru-guru kita disekolah, utamanya soal etika, moral bahkan agama.
Bukan mau mempertentangkan antara
dua profesi tersebut, tapi memang faktanya profesi itu telah tertukar.
Begitulah virus sekularisme di negara-negara muslim, jika kita biarkan berjalan
virus ini, maka jangan salah jika agama Islam bukan lagi pertimbangan seseorang
melakukan perbuatan, melainkan pertimbangnnya bermanfaat ataukah tidak.
Sementara untuk mengatakan sesuatu itu bermanfaat atau nggak, pertimbangannya
adalah selera masyarakat. Kalo menurut masyarakat itu bermanfaat dan diamini
banyak orang. Maka berbondong-bondong orang melakukannya.
Maka, tugas guru untuk menyebarkan
kebaikan, tidak boleh disepelekan. Jangan sampai profesi ini tertukar oleh
profesi yang lain, bahkan kita harus memandang menjadi guru bukan lagi hanya
sekedar profesi, melainkan kewajiban, demi keberlangsungan dakwah Islam di
tengah-tengah masyarakat. Walaupun sebenarnya profesi apapun tidak boleh
dilepaskaitkan dengan posisi kita sebagai seorang muslim, yang salah satu
kewajibannya adalah menyampaikan dakwah islam.
Referensi
: Buletin Dakwah Remaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar