Jumat, 30 Desember 2016

Aliran Pendidikan Empirisme



Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Manusia mendapatkan pengetahuan ketika dia telah melakukan suatu yang menjadikan sebuah pengalaman di kehidupannya. Termasuk tentang hal yang baik maupun buruk. Aliran empirisme menganggap pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengalaman lahiriyah maupun pengalaman batiniyah. Thomas Hobbes menganggap bahwa pengalaman inderawi sebagai permulaan segala pengenalan. Jadi, dalam hal ini manusia dianggap telah memiliki alat-alat untuk mendapatkan pengetahuan seperti panca indra, dan otak untuk mengembangkan pengetahuan tersebut, melalui pengalaman yang dijalaninya. Sehingga dalam diri manusia tidak ada fitrah tentang pengetahuan yang didapatnya. Dengan panca indra manusia memulai pengetahuannya dengan mencoba hal-hal baru. Pada saat fase pertama hidup manusia, yaitu bayi, kita belajar menggunakan panca indera kita. Seperti mendengarkan suara-suara, menangis, dan memperhatikan hal yang ada disekitar kita. Dari kegiatan tersebut, kita berfikir dan mendapatkan pengetahuan. Contoh sederhananya ketika bayi mencoba menggunakan indera pengecapnya. Dia belum mengerti bahwa rasa itu apa, namun dia dapat mengerti bahwa hal itu menyenangkan sehingga dia sudah dapat menerima atau menolak sesuatu yang diberikan pada indera pengecapnya. Dari situlah dia mulai mendapatkan pengetahuan dihidupnya.
Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai Empirisme, di antaranya: doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Maka sumber pengetahuan dapat diketahui ketika manusia itu sudah mencoba dan merasakan beberapa hal dalam kehidupan melalui panca indra, bukan angan-angan yang hanya dibayangkan tanpa melakukan. Seperti seseorang yang membuat novel atau film. Dalam membuat karya itu maka sebelumnya ia pernah mengalami berbagai hal yang akan ia ceritakan dalam novel atau film yang dibuat. Walaupun, ada yang ditambahkan dari imajinasinya agar cerita itu menarik, Kemudian disampaikan kepada pembaca atau penonton. Dari hal tersebut, manusia akan menyadari bahwa apa yang telah manusia alami merupakan sebuah pengetahuan dari pengalaman. Lalu manusia akan berfikir dari pengalaman yang  menyenangkan hingga tidak menyenangkan, baik atau buruk hal yang dilakukan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Dan bagaimana tanggapan orang lain terhadap diri kita yang telah melakukan berbagai hal.
Seorang yang beraliran Empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat melalui penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua pengetahuan betapapun rumitnya dapat dilacak kembali, dan apa yang tidak dapat dilacak bukanlah ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan menurut aliran empirisme dianggap berasal dari pengalaman.

Tokoh empirisme
Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori empirisme Inggris).Pelopor teori ini adalah John Locke (1632-1704). teori ini mengemukakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong (putih) yang belum ditulis (teori tabularasa). Jadi sejak dilahirkan anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa dan anak dibentuk sekehendak pendidiknya. Disini kekuatan apa pada pendidik, pendidikan dan lingkungannya yang berkuasa atas pembentukan anak.
Teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Semuanya ditentukan oleh faktor lingkungan yaitu pendidikan. Teori ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar