Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam)
sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat
dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh
manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura
adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme
adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan
dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di
luar alam ( Harold H. Titus e.al. 1984)
Menurut paham naturalisme paling tidak ada lima
tujuan pendidikan, kelima pendapat itu disampaikan oleh Spencer dalam Sudrajat
(2013) yang terdiri dari (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan kebutuhan
hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik;
(5) Menikmati waktu luang. Dari lima tujuan pendidikan ini, jelas bahwa aliran
naturalisme ini mementingkan manfaat pendidikan dengan menjadikan pemeliharaan
diri menjadi faktor utama yang kemudian disusul dengan kebutuhan hidup. Kedua
faktor tersebut akan tercapai jika faktor faktor ketiga secara maksimal
dilaksanakan. Agar maksimal maka faktor keempat dan kelima yang kemudian
menjadi perhatian dalam melakukan pendidikan. Selain itu menurut Spencer dalam
Sudrajat (2013), ada enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme.
Delapan prinsip tersebut adalah:
- Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam;
- Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik;
- Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak;
- Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan;
- Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak;
- Praktik mengajar adalah seni menunda;
- Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif;
- Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.
Kiranya delapan prinsip pendidikan itu sangat
jelas. Namun karakter khas yang terlihat dari aliran naturalisme ini, adalah
bagaimana anak berkembang secara wajar. Hal ini dapat dilihat pada poin nomor
tiga yang menyatakan bahwa pendidikan harus berjalan spontan. Akan tetapi,
spontanitas itu bukan berarti tidak bermutu. Justru menurut naturalisme,
spontanitas merupakan sarana untuk mendapat pengetahuan baik beruoa fisik maupun
otak seperti yang tersebut pada poin empat dan lima, Jadi jelaslah, bahwa
naturalisme menghendaki bahwa pendidikan yang berjalan secara wajar tanpa
intervensi yang berlebihan sehingga membuat anak tersebut justru merasa
terancam. Hal ini dilakukan atas dasar, bahwa anak memiliki potensi insaniyah
yang memungkinkan untuk dapat berkembang secara alamiah. Adapun tokoh
naturalisme ini adlaah J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860
M). Kedua tokoh ini, merupakan tokoh yang sering dikutip pendapatnya berkaitan
dengan naturalisme.
Penerapan naturalisme
Naturalisme dalam penerapan aliran pembelajaran atau
pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah
kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Naturalisme
di bidang pendidikan adalah pentingnya
pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di
atas semua makhluk, karena kemampuanya dalam berfikir. Peserta didik
harus dipersiapkan kepada dan untuk TUHAN. Untuk itu pendidikan yang
signifikan dengan pandanganya adalah Pendidikan
ketuhanan, budi pekerti dan Intelektual. Pendidikan
tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga
untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu,
pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu di mulai sejak jauh hari sebelum
proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama keberadaan aliran
naturalisme dalam pembelajaran karena belajar merupakan sesuatu yang
natural,oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga
merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru
tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid
Tokoh
Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Dewey,
disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru
kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer
yang menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar