Jumat, 30 Desember 2016

Aliran Pendidikan Naturalisme



Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus e.al. 1984)
Menurut paham naturalisme paling tidak ada lima tujuan pendidikan, kelima pendapat itu disampaikan oleh Spencer dalam Sudrajat (2013) yang terdiri dari (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik; (5) Menikmati waktu luang. Dari lima tujuan pendidikan ini, jelas bahwa aliran naturalisme ini mementingkan manfaat pendidikan dengan menjadikan pemeliharaan diri menjadi faktor utama yang kemudian disusul dengan kebutuhan hidup. Kedua faktor tersebut akan tercapai jika faktor faktor ketiga secara maksimal dilaksanakan. Agar maksimal maka faktor keempat dan kelima yang kemudian menjadi perhatian dalam melakukan pendidikan. Selain itu menurut Spencer dalam Sudrajat (2013), ada enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah:
  1. Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam;
  2. Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik;
  3. Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak;
  4. Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan;
  5. Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak;
  6. Praktik mengajar adalah seni menunda;
  7. Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif;
  8. Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.
Kiranya delapan prinsip pendidikan itu sangat jelas. Namun karakter khas yang terlihat dari aliran naturalisme ini, adalah bagaimana anak berkembang secara wajar. Hal ini dapat dilihat pada poin nomor tiga yang menyatakan bahwa pendidikan harus berjalan spontan. Akan tetapi, spontanitas itu bukan berarti tidak bermutu. Justru menurut naturalisme, spontanitas merupakan sarana untuk mendapat pengetahuan baik beruoa fisik maupun otak seperti yang tersebut pada poin empat dan lima, Jadi jelaslah, bahwa naturalisme menghendaki bahwa pendidikan yang berjalan secara wajar tanpa intervensi yang berlebihan sehingga membuat anak tersebut justru merasa terancam. Hal ini dilakukan atas dasar, bahwa anak memiliki potensi insaniyah yang memungkinkan untuk dapat berkembang secara alamiah. Adapun tokoh naturalisme ini adlaah J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M). Kedua tokoh ini, merupakan tokoh yang sering dikutip pendapatnya berkaitan dengan naturalisme.
Penerapan naturalisme
Naturalisme dalam penerapan aliran pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling  alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena  kemampuanya dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan  untuk TUHAN. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandanganya adalah Pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan Intelektual. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu di mulai sejak jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama keberadaan aliran naturalisme dalam pembelajaran karena belajar merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga.  Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid
Tokoh
Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar