Senin, 26 Desember 2016

Hakikat Mengagungkan Rasulullah saw



            Saat ini kita kembali berada pada bulan Rabiul Awwal. Bulan ini diyakini oleh kaum Muslim sebagai bulan kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw. Seperti biasa, pada bulan diadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw oleh kaum Muslim di berbagai tempat.
Dalam keprihatinan...
            Sayang, Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw kali ini, yang seharusnya diliputi oleh suasana kegembiraan dan rasa syukur, kini terpaksa dipenuhi oleh suasana penistaan al-Qur’an oleh Ahok masih sangat kuat dirasakan oleh masyarakat. Amarah umat terhadap Ahok sang penista al-Qur’an pun belum mereda. Apalagi Ahok sampai sekarang belum dipenjara. Bahkan dengan meilaht kecenderungan negatif institusi peradilan yang sering “tajam ke bawah dan tumpul ke atas”- yakni tegas terhadap rakyat kecil tetapi cenderung lembek terhadap para penguasa dan pejabat. Disisi lain, peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang setiap tahun dirayakan oleh sebagian umat Islam, khususnya di Tanah Air, tetap berada dalam suasana penelantaran al-Qur’an. Al-Qur’an tetap hanya dijadikan bacaan belaka, sementara isinya tetap dicampakkan dan hukum-hukumnya tetap diabaikan.
Al-Qur’an Tetap Ditelantarkan...
            Dari sekian banyak permasalahan yang ada di Indonesia, nyata sekali bahwa al-qur’an sesungguhnya telah lama ditelantarkan karena sudah sejak lama tidak amalkan dan diterapkan dalam realitas kehidupan. Padahal bukankah Muhammad saw dilahirkan dan diutus sebagai rasul addalah untuk mengamban al-qur’an? Ukankah Rosulullah saw rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan jiwa selama 23 tahun di Makkah dan Madinah adalah agar al-qur’an dijadikan pedoman dan diterapkan untuk mengatur kehidupan? Jika pada faktanya saat ini al-qur’an ditinggalkan, ditelantarkan bahkan dinistakan maka wajarlah jika umat ini diadukan oleh Rosulullah saw kepada Allah SWT.
            Karena itu Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw tidak akan bermakna apa-apa selain sebagai aktivitas ritual dan rutinitas belaka- jika kaum Muslim tetap enggan diatur oleh al-Qur’an yang telah dengan susah payah diemban oleh Nabi Muhammad saw ke tengah-tengah mereka.
Lebih dari itu, pengagungan kepada Rosulullah saw yang di antara lain diekspresikan dengan memperingati hari kelahiran beliau, sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah saw karena Rosulullah saw adalah kekasihNya. Jika memang demikian kenyataannya maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Rosulullah saw dalam seluruh aspek kehidupannya. Meneladani Nabi Muhammad saw hakikatnya adalah dengan cara mengamalkan seluruh isi al-Qur’an yang tidak hanya menyangkut ibadah ritual dan akhlak saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Artinya, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw dalam seluruh perilakunya. Mulai dari akidah dan ibadahnya, makanan/minuman, pakaian dan akhlaknya, hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum dan pemerintahan. Sebab Rosulullah saw sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, zakat, shaum dan haji secara benar berdasarkan tuntunan al-Qur’an tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik, menerapkan sanksi-sanksi hukum bagi pelaku kriminal dan mengatur pemerintahan/negara secara benar, juga berdasarkan tuntunan al-Qur’an.
Wahai kaum Muslim...
Karena itu jika kita berduka sekaligus murka saat al-qur’an yang dibawa oleh Rosulullah saw dinistakan, maka sepantasnya kita pun berduka sekaligus murka saat al-qur’an dicampakkan dan saat hukum-hukumnya ditelantarkan. Sebab, bukankah demi al-qur’an, dan hukum-hukum Rosulullah saw rela mengorbankan harta, keluarga bahkan jiwa beliau?
Alhasil, sekaranglah saatnya umat kembali bergerak menuntut penguasa, bukan sekesar agar sang penista al-qur’an dipenjarakan, tetapi lebih dari itu, agar penguasa segera menerapkan  seluruh hukum dan aturan al-qur’an.

Referensi : Buletin Dakwah Al-Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar