Remaja.. remaja.. selalu saja ada
cerita tentangnya yang tak pernah off. Mereka berprinsip bahwa hidup dan masa
muda itu cuma sekali, so nikmati hidup selagi masih muda dengan
bersenang-senang. And than, masa depan yang cemerlang seolah sulit diraih dari
seorang remaja seperti ini, apalagi nasib bangsa bahkan dunia dirasa jauh dari
benak dan pelupuk untuk dipikirkan dan diperjuangkan. Haduuh.. lets move on atuh sobat?!!
Generasi
berencana atau generasi bencana??
Bicara tentang masa depan, sewaktu
kita kecil dulu orang tua kita sering bertanya “kelak besar nanti kamu ingin
jadi apa, nak?” lalu kita jawab segala yang kita inginkan, ingin jadi dokter,
ingin jadi pilot, ingin jadi pemain bola, bahkan ada juga yang ingin jadi
superhero seperti batman, spiderman, superman akibat sering dibelikan mainan action figure.
Apapun
yang kita inginkan seolah sah-sah aja kita ucapkan, meski kadang kenyataannya
belum tentu sesuai dengan apa yang kita sebutkan waktu kecil. Sampai di bangku
sekolah menengah, pernyataan itu terulang lagi dengan redaksi yang sedikit
berbeda, “setelah lulus sekolah mau kemana?” tentu jawaban kamu pun ngga
sepolos jawaban saat kamu masih unyu-unyu dulu. Sekarang jawaban itu sudah
dengan pemikiran yang sedikit lebih serius.
Ayoo..
kalo kamu sudah punya jawaban dan pilihan belum nih, setelah lulus mau kemana? kuliah
dengan jurusan favorit, langsung cari kerja, terusin usaha orang tua, ambil
beberapa kursus, hemm.. nikah. Apa? Nikaah? Eits.. emang kenapa? Just for information nih, ternyata
banyak juga loh diantara remaja yang memilih untuk melanjutkan ke KUA alias
menikah. Meski mungkin dulu saat kecil ngga pernah kepikiran lulus sekolah
langsung nikah dan yang putri menjadi seorang ibu rumah tangga. Namun, saat ini
angka dan fakta membuktikan bahwa banyak dari kalangan remaja yang menikah di
usia muda. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Prof. Fasli Jalal mengatakan “Tren pernikahan dini di Tanah Air semakin
meningkat terutama di perkotaan”. Jika remaja yang menikah muda atau menikah di
usia dini itu lebih beresiko, karena belum siapnya kondisi remaja untuk
menikah, terus harus merawat dan mendidik anaknya.
Next,
dampak dari pernikahan di usia 16 tahun, akan punya masa reproduksi jauh lebih
panjang dibanding mereka yang menikah di atas usia 25 tahun. So, kemungkinan
untuk melahirkan semakin besar sehingga bisa saja punya anak lebih dari dua
bahkan lebih dari lima. Terlebih, konon dengan menikah muda akan menghilangkan
potensi remaja untuk bisa berkarya dan memberikan kontribusi aktif dalam
pembangunan bangsa. Sehingga program generasi berencana ini dipandang mampu
emngurangi angka remaja yang menikah muda dan cocok dengan kondisi saat ini,
yaitu permasalahan seputar seksualitas, HIV AIDS, rendahnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi, dan rentang usia pernikahan.
Karena
Islam mengerti kamu....
Sobat, Allah SWT yang menciptakan
manusia baik laki-laki maupun perempuan sangat paham dan mengetahui kelebihan
dan kekurangan manusia, dan manusia sebagai makhluk Allah punya fitrah untuk
diatur dan bergantung kepadaNya. Seperangkat aturan yang dibuat oleh Allah
adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia itu sendiri. Termasuk dalam hal
pergaulan, Islam udah sangat sempurna memberikan tuntunan kepada kita untuk
menjaga atau menundukkan pandangan, Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nur: 30 “katakanlah kepada orang laki-laki beriman:
“Hendaknya mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat”. Ada aturan menutup aurat bagi perempuan dengan
kerudung dan jilbab, yang bermaktub dalam Q.S An-Nur 31 “...Dan hendaknya mereka menutupkan kain
kerudung ke dadanya, dan jangnlah menampakkan perhiasannya,...” dan dalam
Q.S Al – Ahzab: 59 “..hendaknya mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka..”. Ada juga larangan
berkholwat, Rosulullah saw bersabda “janganlah
seorang laki-laki berkholwat (menyendiri)dengan seorang wanita kecuali ada
mahram yang menyertai wanita tersebut” (HR. Bukhari & Muslim). Allah
juga mengharamkan manusia menyalurkan naluri seksualnya kepada yang tidak
dihalalkan. Makanya, Islam mengsyariatkan pernikahan sebagai satu-satunya jalan
yang halal dalam melestarikan keturunan sehingga keduanya mendapatkan
ketentraman. Namun, bila seseorang belum mampu untuk menikah, Islam memberi
solusi dengan berpuasa. Jadi, yang dibutuhkan remaja sebenernya adalah
lingkungan kondusif yang bisa menjauhkan remaja dari pergaulan bebas yang
merusak. Lingkungan kaya gini dijamin terwujud kalau aturan Allah SWT
ditegakkan. Generasi berencana adalah Generasi yang senantiasa merancang dan
menjalani rencana hidupnya sesuai dengan tuntunan dari Allah SWT, karena hanya
ridho Allah-lah yang menjadi standar kebahagiannya di dunia dan akhirat. Kamu
siap?!
Referensi
: Buletin Remaja Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar