Kebutuhan
merupakan dasar timbulnya prilaku seseorang. Individu berprilaku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar
bagi setiap individu. Jika kebutuhan berhasil dipenuhi oleh individu maka dia
pun akan merasa puas,begitupun sebaliknya,jika kebutuhan tidak terpenuhi maka
individu tidak akan merasa puas dan banyak menimbulkan masalah bagi dirinya
maupun lingkungannya.
Berpegangan bahwa tingkah laku individu merupakan cara untuk memenuhi
kebutuhan, maka kegiatan belajar merupakan perwujudan dari usaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari kebutuhan-kebutuhan setiap
siswa guna mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi
kebutuhan tersebut.
Secara
psikologis kebutuhan individu dibagi menjadi dua yaitu, kebutuhan biologis dan
kebutuhan social psikologis. Kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan
sebagai berikut.
1. Memperoleh kasih saying
2. Memperoleh harga diri
3. Memperoleh penghargaan yang sama
4. Ingin dikenal
5. Memperoleh prestasi dan posisi
6. Untuk dibutuhkan orang lain
7. Merasa bagian dari kelompok
8. Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
9. Memperoleh kemerdekaan diri
Terkait
pembahasan ini, Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi manusia
diorganisasikan dalam hirarki kebutuhan (needs), yaitu suatu susunan kebutuhan
yang sistematik, dalam mana kebutuhan dasar (basic need) harus memenuhi sebelum
kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan-kebutuhan ini bersifat instinktif
yang mengaktifkan atau mengarahkan tingkah laku manusia.
Meskipun
kebutuhan ini bersifat instinktif, namun ringkah laku yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari. Sehingga terjadi variasi
tingkah laku dari masing-masing orang dalam cara memuaskannya.
Kebutuhan-kebutuhan itu memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.
kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan
yang kuat, potensial, dan prioritas, sementara yang paling tinggi merupakan
yang paling lemah.
b.
Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang
kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis(biologi) dan rasa aman muncul pada masa
anak-anak, kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan muncul pada usia remaja,
sementara kebutuhan “self-actualization”
muncul pada usia dewasa.
c.
Kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi kurang dibutuhkan dalam
rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat di abaikan. Kegagalan
dalam pemuasannya tidak menimbulkan krisis, tidak halnya dengan memenuhi
kebutuhan yang lebih rendah. Dengan alasan ini, Maslow menyebut kebutuhan
rendah dengan kebutuhan deficit atau defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan
kebutuhan ini akan mengakibatkan defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri
individu.
d.
Walaupun kebutuhan tinggi kurang begitu perlu dalam rangka
“survival”, namun kebutuhan itu sendiri telah memberikan konstribusi terhadap
“survival” itu sendiri dan juga perkembangan. Kepuasan yang diperoleh dapat
meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis. Dengan ini,
Maslow menamakan kebutuhan ini dengan kebutuhan perkembangan atau berada(growth
or being needs)
e.
Pemuasan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi sangat
bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa
senang, bahagia, dan perasaan bermakna.
f.
Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi
eksternal yang lebih baik (iklim kehidupan social, ekonomi, dan politik)
daripada peuasan kebutuhan yang lebih randah. Contoh: untuk mencapai
“self-acrualization” memerlukan suasana kehidupan yang memberi kebebasan dan
berpeluang.
Hirarki kebutuhan tersebut
meliputi fisiologis (biologis), rasa aman, pengakuan, kognitif, estetika, dan
aktualisasi diri.
Referensi : Buku Syamsu Yusuf Bimbingan dan Konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar