Jumat, 30 Desember 2016

Masalah Kebutuhan Individu



  Kebutuhan merupakan dasar timbulnya prilaku seseorang. Individu berprilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi setiap individu. Jika kebutuhan berhasil dipenuhi oleh individu maka dia pun akan merasa puas,begitupun sebaliknya,jika kebutuhan tidak terpenuhi maka individu tidak akan merasa puas dan banyak menimbulkan masalah bagi dirinya maupun lingkungannya.
      Berpegangan bahwa tingkah laku individu merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan, maka kegiatan belajar merupakan perwujudan dari usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari kebutuhan-kebutuhan setiap siswa guna mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut.
     Secara psikologis kebutuhan individu dibagi menjadi dua yaitu, kebutuhan biologis dan kebutuhan social psikologis. Kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan sebagai berikut.
1. Memperoleh kasih saying
2. Memperoleh harga diri
3. Memperoleh penghargaan yang sama
4. Ingin dikenal
5. Memperoleh prestasi dan posisi
6. Untuk dibutuhkan orang lain
7. Merasa bagian dari kelompok
8. Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
9. Memperoleh kemerdekaan diri
     Terkait pembahasan ini, Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi manusia diorganisasikan dalam hirarki kebutuhan (needs), yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematik, dalam mana kebutuhan dasar (basic need) harus memenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan-kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan tingkah laku manusia.
      Meskipun kebutuhan ini bersifat instinktif, namun ringkah laku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari. Sehingga terjadi variasi tingkah laku dari masing-masing orang dalam cara memuaskannya.
      Kebutuhan-kebutuhan itu memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan prioritas, sementara yang paling tinggi merupakan yang paling lemah.
b.      Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis(biologi) dan rasa aman muncul pada masa anak-anak, kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan “self-actualization” muncul pada usia dewasa.
c.       Kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi kurang dibutuhkan dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat di abaikan. Kegagalan dalam pemuasannya tidak menimbulkan krisis, tidak halnya dengan memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Dengan alasan ini, Maslow menyebut kebutuhan rendah dengan kebutuhan deficit atau defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini akan mengakibatkan defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.
d.      Walaupun kebutuhan tinggi kurang begitu perlu dalam rangka “survival”, namun kebutuhan itu sendiri telah memberikan konstribusi terhadap “survival” itu sendiri dan juga perkembangan. Kepuasan yang diperoleh dapat meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis. Dengan ini, Maslow menamakan kebutuhan ini dengan kebutuhan perkembangan atau berada(growth or being needs)
e.       Pemuasan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi sangat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia, dan perasaan bermakna.
f.       Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik (iklim kehidupan social, ekonomi, dan politik) daripada peuasan kebutuhan yang lebih randah. Contoh: untuk mencapai “self-acrualization” memerlukan suasana kehidupan yang memberi kebebasan dan berpeluang.
Hirarki kebutuhan tersebut meliputi fisiologis (biologis), rasa aman, pengakuan, kognitif, estetika, dan aktualisasi diri.

Referensi : Buku Syamsu Yusuf Bimbingan dan Konseling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar