Jumat, 30 Desember 2016

Fungsi Bimbingan dan Konseling Terhadap Pengaruh Landasan Sosial Budaya

           Kehidupan yang terlalu berorientasi kepada kemajuan dalam bidang material (pemenuhan kebutuhan biologis) telah melantarkan supra empiris manusia, sehingga terjadi kemiskinan rohaniah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat kondusif bagi perkembangannya masalah-masalah pribadi dan sosial yang terekpresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman, seperti: perasaan cemas, serius, stress dan perasaan terasing, serta terjadinya penyimpangan moral atau system yang lain.
Sekolah tidak dapat melepaskan diri dari situasi dari kehidupan masyarakat, dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu para siswa atau peserta didik baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri dimasyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu diantara kegiatan yang diberikan oleh sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam menyiapkan siswa untuk terjun kemasyarakat dengan berhasil. Oleh karena itu, sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada siswa agar mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Dalam situasi ini Bimbingan dan Konseling akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk bantuan kepada siswa. Program Bimbingan dan Konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya. Dalam bidang pendidikan Bimbingan dipandang salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen-komponen lainnya sehingga layanan bimbingan mempunyai fungsi dan peran yang sangat besar terhadap perkembangan siswa dengan membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian, maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.
Jika kita menyimak kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya, masih terdapat kecenderungan bahwa pendidikan belum sepenuhnya dapat membantu perkembangan kepribadian anak didik secara optimal. Secara akademis masih nampak gejala bahwa anak didik belum mencapai prestasi belajar secara optimal. Hal ini nampak anatara lain gejala-gejala: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah, dan sebagainya. Secara psikologis masih banyak adanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang kurang matang, kurang percaya diri, kecemasan, putus asa, bersikap santai, kurang responsive, kurang ketergantungan, kepribadian yang tidak seimbang dan sebagainya. Demikian juga secara sosial ada kecendrungan anak didik belum memiliki kemampuan penyesuaian sosial secara memadai. Peranan layanan bimbingan konseling pada permasalahan ini dirasa amat penting. Karena munculnya permasalahan-permasalahan psikologi sebagai efek samping dari modernisasi perlu segera difasilitasi dalam penyelesaian permasalahan psikologi tersebut.

Referensi : Buku Syamsu Yusuf Bimbingan dan Konseling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar