Sesungguhnya orang yang paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan hancur keyakinannya. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghiudpan yang sempit" (Q.S Thaha : 124)
Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah SWT.
Kehidupan akan terasa gelap tanpa iman. Dalam pandangan para pembangkang yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri.
Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. betapa malangnya hidup yang miskin tanpa iman! dan pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak.
Sudah waktunya kita menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa 'La ilaha illallah'. Seberapa besar kuat imanmu, maka sebats itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, dan ketenangan yang kamu rasakan.
"Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Q.S An-Nahl : 97)
Kehidupan yang baik dalam ayat diatas adalah ketenangan hati dalam hidup mereka dikarenakan janji baik Tuhan mereka, keteguhan hati dalam mencintai Dzatnya, kesucian nuarni mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir.
semua itu adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima takdir Allah adalah Tuhan mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rosul yang diutus Allah untuk mereka.
Keimanan seseorang itu terkadang naik dan terkadang turun maka dari itu mempertahakan keimanan dalam tingkatan yang tinggi tidaklah mudah karena membutuhkan penyangganya. Penyangga nya bisa hadir dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga, teman, saudara, dan sahabat. karena mereka lah yang menjadi salah satu faktor untuk terus mengingatkan kita berada dijalan-Nya. untuk itu berhati-hatilah dalam bergaul dan berkumpullah bersama orang-orang yang sholeh dan sholehah karena mereka akan membuat syafaat di akherta kelak.
Seorang sahabat taat ialah seseorang yang membuat kita malu untuk bermaksiat kepada-Nya _
Referensi : Buku La Tahzan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar